Rabu, 24 November 2010

Pacaran : Komitmen yang "absurd" ?

" dan saya smakin brrpkir kl yg nmany pacaran itu jenis komitmen yg sgt absurd. Hfff "

*absurd = konyol

Pagi ini saya membaca timeline twitter saya dan saya menemukan tulisan itu.

Awal membaca tulisan itu saya anggap yah biasa saja... Tapi setelah saya pikirkan lagi, kok bener juga ya...

Apa definisi pacaran ? Jalan bareng, makan bareng, nonton bareng dan hal - hal lain yang dikerjakan bersama ?
Untuk orang - orang seumuran saya mungkin pacaran dimulai dengan saling suka atau satu pihak suka dengan pihak lain, lalu ada yang mengungkapkan perasaan, kemudian kedua pihak itu memutuskan untuk memulai komitmen mereka untuk menjalani hari - harinya bersama.
Ada juga kasus yang tidak saling mengungkapkan perasaan tapi semakin dekat lalu memutuskan juga untuk pacaran karena memang sudah semakin dekat dan banyak melakukan aktivitas bersama - sama.

Kenapa pacaran itu kesannya absurd / konyol, mungkin bisa dijelaskan dengan membandingkan pacaran dan menikah.

Pacaran :
1. Persetujuan antara laki - laki dan perempuan tanpa surat, bukti dll. Hanya sebatas persetujuan lisan.
2. Kalau mau mengakhiri hubungan, ya gampang saja tinggal berbicara, ada juga yang hanya via sms, bahkan ada yang begitu saja meninggalkannya tanpa bilang apa - apa.
3. Pacaran tidak menuntut untuk diketahui pihak lain contohnya orang tua. Kadang ada beberapa hubungan yang dilakukan secara sembunyi - sembunyi backstreet.
4. Tidak boleh melakukan hal - hal yang belum pada waktunya, karena dilarang agama, terlalu beresiko, dan kalau saja menghasilkan adek bayi bisa membuat sedih dan malu banyak pihak, seperti orang tua, keluarga besar, dan juga mungkin akan dapat gunjingan dari masyarakat.

Menikah :
1. Jelas ada surat nikahnya, sah menurut agama dan negara.
2. Untuk berpisah tidak bisa diputuskan dengan mudah begitu saja. Harus melewati persidangan dan lain - lain.
3. Menikah tidak hanya mempersatukan 2 orang, tapi juga dua keluarga. Jadi menikah itu pasti akan diketahui oleh banyak pihak, keluarga, teman - teman, dan masyarakat. Untuk itu biasanya orang menikah mengadakan resepsi pernikahan dengan tujuan mengumumkan bahwa laki - laki dan perempuan itu sudah boleh hidup bersama, tidak melanggar norma agama dan kesusilaan.
4. Setelah menikah, semua yang tidak boleh dilakukan saat pacaran, boleh dan bahkan diwajibkan dilakukan. Kalau ada adek bayi, ya itu mungkin salah satu alasan dua orang menikah, untuk memiliki keturunan. Dan orang lain pun akan turut bergembira dengan hadirnya adek bayi, tidak akan ada yang menggunjingkannya.

Bahasan diatas hanya beberapa contoh perbedaan antara pacaran dan menikah. Masih banyak lagi perbedaan yang dapat dibahas dari sudut pandang atau aspek yang berbeda...

Ada hal lain yang membuat saya berpikiran bahwa pendapat teman saya itu ada benarnya.
Di umur saya yang 20 tahun ini, saya sudah menjalani hubungan yang bisa disebut pacaran, sebanyak 4 kali.
Pertama dan kedua masing - masing selama 3 bulan, ya tidak terlalu berkesan, mungkin karena kurun waktunya yang sangat singkat. Ketiga, saya menjalani hubungan yang bisa disebut pacaran selama 3 tahun.. Cukup lama juga ya.. Hubungan itu tidak mungkin tidak berkesan bagi saya, selama 3 tahun kami menjalani kebersamaan bersama orang yang sama. Dan akhirnya setelah menjalani kebersamaan selama itu, kami memutuskan untuk mengakhiri semuanya, tentunya dengan alasan yang kuat...

Mengakhiri suatu hubungan itu adalah salah satu hal yang sangat menyedihkan dan mungkin menyakitkan hati pada awalnya. Pasti ada suatu yang berbeda ketika dulu selalu bersama, dengan kebiasaan sehari - hari yang sering dilakukan kemudian sekarang hilang begitu saja.. Itu yang saya rasakan dulu, begitu sedih... Hilang begitu saja, waktu, tenaga dan perasaan yang sudah tercurah dalam 3 tahun itu. Kadang ada perasaan kenapa semuanya seperti sia - sia...

Dalam perasaan kesia - siaan itu sebenarnya dapat diambil banyak pelajaran untuk bekal dalam hubungan di masa yang akan datang.

Yah 3 tahun berlalu begitu saja... Tanpa ada akhir yang jelas. Kalau setelah semuanya berakhir, baru timbul pikiran, komitmen yang dulu itu apa? Semudah itu saja berakhir, hilang tanpa bekas...

Pengalaman saya itu mungkin hanya salah satu contoh yang tidak seberapa. Ada banyak orang lain yang sudah pacaran 5 tahun, bahkan ada yang sampai 8 tahun dan itu berakhir begitu saja... Segampang itu ya komitmen disudahi dengan dasar itu hanya pacaran..

Pengalaman itu berkontribusi banyak dengan pemikiran saya sekarang, buat apa menjalani suatu hubungan pacaran bertahun - tahun tanpa kejelasan dan ujung - ujungnya berakhir begitu saja. Saya kadang sedikit trauma merasakan perasaan sedih itu. Nangis setiap malam, dada sesak, mata bengkak, tidak konsen belajar, tidak nafsu makan dan gundah gulana sehabis perpisahan. Hanya bisa meratapi kesedihan itu.

Ini hanya satu sisi pemikiran dari saya mengenai pacaran. Masih banyak lagi pertimbangan orang lain untuk menjalani hubungan tersebut tanpa ada tujuan yang jelas, ya seperti ; yang penting ada temen ngobrol, jalan - jalan, beresenda gurau, menghibur disaat sedih, dan ada yang siap menolong di kala mengalami kesusahan. Tapi mungkin untuk saya sekarang yang telah atau sedikit trauma dengan hubungan bertahun - tahun yang tidak ada kejelasan kemudian berakhir begitu saja, pemikiran 'yang penting ada yang........ ' kurang cocok untuk kondisi saya sekarang...

6 komentar:

Annisa Prasetio mengatakan...

Kayaknya clara udah kebelet banget pengen kawin deh ƪ(♥ε♥)ʃ‎

semut mengatakan...

bukan kawin sa, menikah :D

claraayu mengatakan...

ini gw dedikasikan juga bagi lw sa yang udah kebelet pacaran hehe... judulnya kan pacaran..

dimas mengatakan...

ya ampun pacarnya banyak kali.. ck ck ck..

claraayu mengatakan...

yang 2 awal itu bisa dihitung ga pacaran loh, bentar banget... jadi dapat disimpulkan baru 2 hihihi

Unknown mengatakan...

kalo nikah jangan lupa undang gw ya claaar, hihihi....