Rabu, 31 Desember 2014

2014

Once a year go someplace you’ve never been before –Dalai Lama

Alhamdulillah tahun 2014 ini saya dapat mengunjungi ke beberapa tempat yang belum saya kunjungi sebelumnya. Hampir setengah tahun ini saya habiskan untuk travelling. Salah satu hal yang membuat saya semakin semangat untuk travelling adalah karena suami saya juga suka travelling.

Sejak dulu saya memang sangat menyukai travelling. Saya sangat senang berkunjung ke tempat baru, bertemu orang – orang baru dengan bahasa dan budaya yang berbeda, juga mencoba makanan – makanan khas daerah tersebut. Saya jadi ingat semasa saya masih menjadi auditor. Sebagai auditor saya ditugaskan ke berbagai daerah di Indonesia, saat itu saya dan beberapa teman saya berkunjung ke berbagai tempat wisata di kota dimana kami ditugaskan. Pernah saya tulis juga di post ini.

Januari – Sulawesi Selatan

Saat menikah, suami saya memang ditempatkan di Makassar. Pada akhir Desember 2013, suami saya mendapat kabar bahwa dia akan dipindahtugaskan ke Cilacap pada awal tahun 2014. Karena hal tersebut keluarga dari suami saya berencana untuk jalan – jalan ke Makassar dan sekitarnya sebelum suami saya pindah dari sana. Saya sangat bersemangat dengan ajakan tersebut. Makassar dan wilayah sekitarnya memiliki keindahan alam yang begitu unik dan indah.

Rammang – Rammang

Destinasi ini terletak di Desa Salenrang Dusun Rammang - Rammang, Kabupaten Maros. Jarak untuk sampai ke lokasi sekitar 32 kilometer dari pusat Kota Makassar, dengan lama perjalanan sekitar 60 sampai 90 menit. Yang sangat menarik dari perjalanan kami ke Rammang – Rammang adalah kami harus menaiki perahu kecil dan menelusuri sungai. Dari atas perahu, kami dapat menikmati pemandangan yang begitu Indah di sepanjang aliran sungai. Setelah perjalanan selama kurang lebih setengah jam. Kami sampai juga di Kampung Berua. Di  Kampung Berua dikelilingi gugusan bukit batu  seperti membentuk sebuah pagar alami yang tinggi. Suasana yang alami, indah dan menenangkan.





Tanjung Bira

Sebelum ke Tanjung Bira, saya pernah ke beberapa tempat yang terkenal dengan pantainya yaitu Pulau Bali dan Pulau Lombok. Tapi saat saya sampai ke Tanjung Bira, saya begitu terpesona. Hamparan pasir putih, air laut yang begitu jernih dan biota laut yang begitu Indah. Saya dan keluarga saya juga snorkeling disana. Ini merupakan pengalaman pertama saya snorkeling. 



Bantimurung – Goa Mimpi

Bantimurung terkenal dengan kupu – kupunya. Tapi sayang sekali, saat kami kesana tidak ada kupu - kupu sama sekali. Kami mendapat info dari petugas di Bantimurung kalau kupu – kupu banyak pada bulan Mei atau Agustus.

Walaupun tidak melihat kupu – kupu, saya mendapatkan pengalaman baru di Bantimurung. Saya, Papa dan Anin mencoba menelusuri Goa Mimpi. Saat menelusuri Goa Mimpi, kami ditemani oleh 2 guide. Tidak terbayang nasib kami di dalam Goa kalau tidak ada mereka. Meskipun kami sudah dibekali senter masing ternyata medan di dalam goa sangat gelap dan licin.


Trans Studio Makassar

Trans Studio Makassar adalah salah satu theme park indoor terbesar di Indonesia. Tempat ini merupakan tempat wisata terakhir yang kami kunjungi sebelum kembali ke Jakarta.

Februari – Pulau Kemaro

Kedua orangtua saya adalah orang asli Palembang. Papa saya lahir di Palembang dan Mama saya lahir di Pangkal Pinang. Kunjungan saya ke Palembang bukanlah kali pertama. Kebetulan bulan Februari Yuscha mendapatkan jadwal untuk training di Palembang. Karena trainingnya dijadwalkan pada hari Senin – Jumat, saya dan Yuscha datang lebih awal di weekend sebelum training. Saya dan Yuscha pun mencari informasi beberapa tempat wisata di Palembang selain Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak yang sudah saya kunjungi sebelumnya. Kami  pun menemukan Pulau Kemaro. Konon ceritanya, mengapa pulau ini diberi nama Pulau Kemaro karena dahulu tidak pernah turun hujan di pulau ini.

Pulau Kemaro terletak di Sungai Musi. Perjalanan menuju Pulau Kemaro memakan waktu kurang lebih setengah jam. Sepanjang perjalanan ke Pulau Kemaro, kami dapat menikmati pemandangan sepanjang Sungai Musi.




April - Museum Angkut

Papa mertua saya adalah orang asli Malang. Menurut cerita Yuscha, hampir setiap lebaran keluarganya selalu pulang ke Jawa terutama Malang karena Kakek, Nenek dan keluarga besar dari Papa mertua saya tinggal di Malang. Bulan April lalu bertepatan dengan adanya acara lamaran dari sepupunya Yuscha, kami sekeluarga pergi ke Malang. Ini merupakan kali pertama saya berkunjung ke Malang.

Setelah acara lamaran selesai. Kami sekeluarga diajak oleh keluarga disana untuk berkunjung ke tempat wisata baru yang ada di daerah Batu, yaitu Museum Angkut. Dengan suasana Batu yang sejuk, Museum ini terasa begitu nyaman.  Yang unik dari Museum ini adalah terdapat berbagai alat transportasi kuno dan modern dari berbagai belahan dunia, mulai dari transportasi darat, laut dan udara.






Juli – Abu Dhabi & Turkey

Saat liburan kami ke Turkey pertengahan tahun yang lalu, kami menggunakan maskapai penerbangan Etihad. Sebelum sampai ke Istanbul, pesawat kami dijadwalkan untuk transit di Abu Dhabi. Meskipun tidak sempat berkeliling diluar bandara namun kami cukup senang sempat melihat daratan Abu Dhabi yang dipenuhi padang pasir. Selain itu saya pun dapat melihat Ferrari World Abu Dhabi dari jendela pesawat saat ingin mendarat.




Menurut saya Turkey merupakan Negara yang begitu unik. Di Negara ini kita dapat menikmati suasana dua benua sekaligus, yaitu Benua Asia dan Benua Eropa. Saya baru sempat menuliskan detail perjalanan saya di Amazing Turkey Part I dan lanjutannya masih dalam proses penulisan.
Perjalanan di Turkey lalu sangat berkesan buat saya dan keluarga, tidak hanya disuguhi oleh pemandangan alam yang begitu eksotis, namun Turkey juga memiliki wisata sejarah yang begitu menarik. Tidak hanya sejarah religious seperti sejarah Islam dan sejarah Kristiani namun juga sejarah kemerdekaan Bangsa Turkey yang dapat kami lihat di Mausoleum Attaturk.

Ada satu tempat wisata dan pengalaman yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap orang yang berkunjung ke Turkey yaitu terbang dengan hot air ballon di Cappadocia. Ini merupakan pengalaman yang begitu menakjubkan, dapat berkeliling melihat Indahnya alam Cappadocia dari atas hot air balloon.




Sabtu, 27 Desember 2014

Film Indonesia

Bisa dibilang saya adalah salah satu penikmat Film Indonesia. Saya bisa dengan sengaja pulang kantor lalu pergi ke bioskop sendirian untuk menonton Film Indonesia yang sudah saya tunggu-tunggu.

Desember 2014 ini adalah bulan rilisnya 3 film yang sudah saya nantikan. Yang pertama adalah 7 Hari 24 Jam, Supernova #1 “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh” dan Pendekar Tongkat Emas.
Yang membuat saya ingin sekali menonton 7 Hari 24 Jam karena bintang utamanya adalah Lukman Sardi dan Dian Sastrowardoyo. Tidak diragukan lagi mereka adalah pemain film yang memiliki karakter dan akting yang begitu menawan. Banyak film yang sudah mereka bintangi, dan terbukti filmnya sangat berkualitas. Beda dengan 7 Hari 24 Jam, alasan saya ingin sekali menonton film Supernova #1 karena film ini diangkat dari novel best seller karya Dee Lestari.  Pada akhir tahun ini, saya sudah menyelesaikan 5 novel Supernova. Pertama kali saya membaca Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, saya langsung suka. Ceritanya begitu unik dan sangat berkarakter. Hal itu membuat saya akhirnya membaca lanjutan Supernova sampai buku yang ke-5 dan sangat menantikan cerita yang sangat apik dituangkan dalam sebuah film. Pendekat Tongkat Emas merupakan film yang diproduksi oleh Miles Production. Seperti yang kita tahu bahwa Miles Production telah membuat film – film yang sangat bagus dan begitu dikenang oleh masyarakat Indonesia yaitu Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta dan Laskar Pelangi.

7 hari 24 Jam



Yang paling berkesan dari karakter pemain dalam film ini adalah Tania. Tania  digambarkan sebagai wanita modern masa kini yang bisa dibilang superwoman, dia berusaha keras untuk menjadi yang terbaik sebagai istri, ibu, anak, juga sebagai wanita karier. Film ini sangat cocok ditonton oleh pasangan muda yang baru menikah. Melihat cerita ini seperti melihat gambaran diri saya sendiri sebagai keluarga baru. Bagaimana dua orang yang bersama sebagai sebuah keluarga di awal – awal pernikahan pasti merasakan pertengkaran kecil, hal itu merupakan cara pasangan untuk mengenal satu sama lain dan cara untuk menyampaikan perhatian kepada pasangannya. Namun dibalik semua itu mereka  tetap saling mencintai. Dan yang paling saya suka dari cerita film ini adalah menceritakan sepasang suami istri yang memiliki cita – cita dan impian masing – masing tapi mereka saling mendukung untuk mencapai impian itu.

Supernova #1 “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh”



Saya merupakan penggemar dari semua novel Supernova tapi sayang film Supernova ini tidak sebagus yang saya harapkan. Sebenarnya ini merupakan hal yang wajar bagi semua film yang diangkat dari sebuah novel. Penonton datang ke bioskop dengan mental akan membandingkan apa yang telah dia baca dengan apa yang dia tonton.

Pendekar Tongkat Emas



Menurut saya film ini adalah film Indonesia terbaik selama tahun 2014. Dari pemainnya, ide cerita dan latar tempat film ini yang begitu indah yaitu di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Cerita dari film merupakan kombinasi antara drama dan action. Meskipun banyak sekali adegan silat namun sisi drama dari film ini sangat menyentuh dan terasa nyata bagi penonton. Para pemain juga merupakan salah satu aspek pendukung film ini menjadi begitu pas. Reza Rahardian, Nicholas Saputra, Christine Hakim merupakan pemain film yang sudah tidak diragukan lagi totalitas aktingnya. Yang sedikit membuat saya surprise adalah Eva Celia. Bisa dibilang Eva Celia belum begitu banyak membintangi film dan tergolong pendatang baru namun akting Eva Celia di film ini begitu memuaskan. Dari penguasaan adegan silat sampai adegan dramanya begitu membawa emosi penonton menjadi larut kedalam cerita film ini.

Saat menonton film Pendekar Tongkat emas di Kemang Village pada tanggal 24 Desember 2014 yang lalu, saya juga bertemu dengan beberapa pemain, produsernya yaitu Ibu Mira Lesmana dan Dian Sastrowardoyo. Langsung saja saya meminta untuk berfoto bersama. Hari itu saya begitu senang, karena bisa menonton film yang begitu bagus dan bisa berfoto bersama orang – orang hebat dibalik Film Indonesia yang berkualitas ini.

Kamis, 06 November 2014

Amazing Turkey Part I

Libur lebaran tahun ini, tepatnya tanggal 25 Juli – 4 Agustus 2014, saya dan keluarga baru saya (3 Yuscha, Mama dan Papa) berlibur ke Turki. Kenapa Turki? sebenarnya tidak pernah terlintas dipikiran saya untuk berlibur ke Turki. Saya pun belum pernah mencari tau lebih dalam tentang Turki, jadi belum banyak tempat wisata yang saya tau disana.

Saya dan Yuscha pun menyetujui ajakan Mama untuk berlibur ke Turki. Ajakan ini cukup mendadak, sekitar 2 bulan sebelum perjalanan, Mama baru memberitahu kepastian bahwa kita akan berlibur bersama.  Kami memutuskan untuk menggunakan tur, dengan pertimbangan semuanya sudah diurus tur jadi kami sekeluarga tidak perlu repot-repot lagi memikirkan akomodasi, transportasi dan itinerary.

Sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, kami pun menerima itinerary final dari pihak tur. Mulai saat itu saya pun mencari tau tentang tempat wisata di Turki. Satu persatu tempat wisata saya cari di internet, dari baca dari review blog orang lain yang pernah kesana, website resmi dari pihak Negara Turki, download aplikasi wisata Turki di handphone, sampai melihat angle foto apa yang bagus diambil di tempat wisata tersebut. Saya sangat bersemangat sekali waktu itu, hampir setiap hari saya mengumpulkan informasi mengenai tempat-tempat yang akan saya kunjungi disana.

Akhirnya tiba juga saatnya kami berangkat ke Turki, tepat 3 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri kami berangkat menuju Turki. Di Bandara kami bertemu dengan peserta lain yang akan ikut perjalanan yang sama dengan kami. Selain itu, kami juga ditemani satu tour guide dari tur kami, namanya Pak Ivan Lie.
Kami menggunakan maskapai Etihad Airways. Kami dijadwalkan transit terlebih dahulu di Abu Dhabi dan baru dilanjutkan ke Turki. Terdapat perbedaan waktu 5 jam antara Turki dengan Indonesia.

Inilah beberapa foto yang saya ambil sebelum kami mendarat di Abu Dhabi.



Saya pun sempat  mengambil gambar Ferrari World Abu Dhabi.

Setelah transit selama 3 jam di Abu Dhabi, kami melanjutkan penerbangan ke Turki, tepatnya ke kota Istanbul.

Istanbul

Banyak orang bilang, kalau kalian ingin ke Benua Eropa dan Benua Asia di satu Negara, datanglah ke Turki. Istanbul adalah kota yang berada di daratan Benua Eropa. Penataan kotanya sangat indah, suasana Eropa pun sangat terasa di kota ini.

Sesampainya di Istanbul, kami disambut oleh local guide di Turki yang bernama Sibel. Pertama kali saya melihat Sibel tidak menyangka dia adalah orang asli Turki, karena wajahnya yang kebarat - baratan dan rambutnya yang asli pirang. Menurut Sibeel orang Turki sama halnya dengan orang Indonesia, memiliki perawakan yang beragam. Contohnya orang Indonesia ada yang mirip orang melayu, cina bahkan India. Sejak awal bertemu, Sibel sudah keliatan pintar, sangat ramah dan humoris. Saya membatin pasti perjalanan kami akan begitu menyenangkan bersamanya.

Sibel
Setelah mengambil semua barang-barang kami dari bagasi, kami pun menuju bus yang akan membawa kami berkeliling Turki selama 9 hari kedepan. Bus-nya sangat bagus, dan yang paling membuat saya senang adalah bus ini dilengkapi dengan Wifi, jadi selama perjalanan kami bisa mengakses internet.
Hari itu Pak Lie dan Sibel memberikan arahan awal kepada kami semua, mereka memberi tahu kalau perjalanan kami ini tidak seperti perjalanan di Turki biasanya. Biasanya perjalanan dimulai dari Istanbul kemudian ke kota – kota tua terlebih dahulu kemudian dilanjutkan ke kota – kota yang lebih modern. Namun untuk perjalanan kali ini kami akan mulai dari kota modern dahulu kemudian kota – kota tua lalu kembali lagi ke Istanbul.

Dari Bandara, kami tidak langsung ke hotel tapi ke salah satu  Restoran China yang menyediakan Chinese food. Banyak dari peserta tur merupakan non muslim, jadi banyak yang makan siang dan bagi yang berpuasa bisa duduk beristirahat sambil melihat daerah sekitar restoran. Pak Ivan mengatakan bahwa untuk hari – hari berikutnya kita akan selalu makan makanan khas Turki. Oleh karena itu kami disuguhkan makanan yang cocok dengan lidah orang Indonesia terlebih dahulu. Setelah makan siang, perjalanan kami dilanjutkan ke Hippodrome, Blue Mosque dan Hagia Sophia.

Hippodrome, Blue Mosque dan Hagia Sophia berada dalam satu area. Kami mulai dengan mengunjungi Hippodrome. Bangunan ini dahulu adalah tempat pacuan kuda terbesar pada masa kekaisaran Byzantium.


Setelah sedikit penjelasan dari Sibel mengenai sejarah Hippodrome, kami melanjutkan perjalanan ke Blue Mosque. Blue Mosque ini masih aktif sebagai Mesjid, jadi kami memutuskan untuk sholat di mesjid ini.

Blue Mosque memiliki langit – langit yang begitu indah.



Berbeda dengan Blue Mosque yang masih aktif digunakan sebagai mesjid, Hagia Sophia sudah 2 kali beralih fungsi. Bangunan ini awalnya adalah sebuah Gereja, kemudian pada masa Sultan Mehmed II dijadikan Mesjid dan mulai tahun 1937 sampai sekarang bangunan ini merupakan sebuah museum. Di dalam Hagia Sophia kita dapat melihat 2 agama berdampingan, di dalamnya terdapat tulisan Allah dan Nabi Muhammad namun ada juga banyak gambar yang terbuat dari susunan mozaik yang menggambarkan Yesus dan Bunda Maria.

Hagia Sophia tampak depan


Rabu, 05 November 2014

Hello there everyone!

Hampir dua tahun lamanya tidak menulis apapun di blog ini. Ternyata kangen juga yaa menulis.

Banyak sekali hal-hal menarik yang terjadi di tahun ini, dari status saya yang berubah, penampilan baru yang lebih tertutup dan banyak sekali tempat - tempat yang begitu indah yang saya kunjungi tahun ini.

Anggap saja post malam ini adalah awal baru tulisan-tulisan saya hehe.